Minggu, 15 Februari 2009

anda layak ikut olimpiade fisika?

Anda Layak Ikut Olimpiade Fisika?
(NK sumber http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1154736618)

Begini soal-soal yang dihadapi Jonathan Pradana Mailoa saat ia memperoleh nilai tertinggi dalam Olimpiade Fisika Internasional di Singapura.

Jika Anda bisa berlari menempuh 100 meter kurang dari 10 detik, datanglah ke Komite Nasional Olimpiade Indonesia. Bisa dipastikan Anda akan bergabung dengan tim pelari cepat nasional untuk bertanding dalam pertandingan kelas dunia.

Perhitungan 10 detik itu cukup fair karena rekor dunia saat ini memang di bawah 10 detik. Pelari tercepat saat ini adalah Asafa Powell dari Jamaika dan Justin Gatlin dari Amerika Serikat, dua orang yang bisa berlari menempuh 100 meter hanya dalam 9,77 detik.

Nah, itu untuk pesta olahraga. Sekarang bagaimana mengukur kita layak ikut Olimpiade Fisika Internasional atau tidak?

Gampang. Jika Anda bisa mengerjakan soal di bawah ini kurang dari 5 jam, hubungi Dr Yohanes Surya. Asalkan Anda masih duduk di sekolah menengah pertama atau atas dan jawabannya tidak ngawur, mungkin tahun depan Anda bisa ikut ke Cina dan bertanding melawan jago-jago fisika di seluruh dunia.

Dalam Olimpiade fisika, soal dibagi dua: teori dan praktek. Yang disajikan di sini hanya teori (koran ini tak mampu memberi peralatan bagi para pembaca yang ingin mencicipi percobaan kelas Olimpiade fisika).

Soal ini biasa dikerjakan mahasiswa tingkat S-2 di perguruan tinggi seluruh dunia. Bisa dibayangkan secerdas apa Jonathan Pradana Mailoa, yang masih duduk di SMA dan sanggup mendapatkan nilai bagus.

Para peserta ini ada yang menganggap gampang, ada pula yang kepayahan. Yang jelas, soal-soal seperti ini yang selalu dilatih oleh tim Olimpiade Fisika Indonesia sehingga mereka mulus menghasilkan nilai yang bagus.

Soal-soal ini dibuat tuan rumah, sesuai dengan tradisi Olimpiade Fisika Internasional. Singapura, negara penyelenggara tahun ini, memilih soal-soal berkaitan dengan kuantum.

Tim pembuat soal ujian teori ini berasal dari berbagai universitas terkemuka di negara itu, dari Nanyang Technological University, National Institute of Education, dan National University of Singapore.

Teori kuantum masuk ke soal pertama dan kedua. Pada soal pertama, 386 peserta diminta menghitung berapa banyak pola interferensi yang terjadi pada dua neutron. Untuk memecahkan soal ini, peserta harus menggunakan teori kuantum, melihat bagaimana dua partikel bersifat seperti gelombang yang bisa saling mempengaruhi.

Soal kedua tentang teori relativitas yang ditemukan Albert Einstein, tapi tetap terkait dengan teori kuantum. Soal ini adalah memotret batang bergerak dengan kamera pinhole.

Soal nomor tiga menggunakan gabungan konsep termodinamika dan optik. Karena dianggap terlalu sederhana, panitia memasukkan lima materi soal berbeda dalam soal nomor terakhir ini.

Pada materi pertama, peserta diminta menghitung resolusi f (panjang fokus lensa dibagi diameternya) pada kamera digital. Soal berikutnya, berapa lama merebus telur dengan suhu 4-65 derajat Celsius. Perhitungannya berdasarkan perambatan panas konduksi. Laju perambatan panas adalah konstanta konduktivitas dikalikan luas permukaan telur dikalikan perbedaan suhu di dalam dan di luar telur dibagi panjang lintasan yang harus ditempuh panas.

Materi ketiga mengenai energi dari semua petir yang terjadi di dunia dan dibagikan kepada seluruh umat manusia, berapa tiap orang memperoleh energi itu.

Kalaupun Anda tidak berniat ikut Olimpiade fisika, setidaknya Anda bisa menguji kemampuan, terutama jika Anda mahasiswa tingkat S-2. Tidak usah tergesa-gesa menyelesaikan. Koran Tempo memberi waktu satu minggu. Senin mendatang baru kami akan sajikan kunci jawaban resminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar